Alhamdulillah atas segala nikmat dari Allah hingga saat ini
masih bisa menghirup udara dengan jazad yang sehat.
Dipagi yang cerah tanpa guyuran hujan saya berangkat menuju
tempat kerja, yah kerja karena kantor saya tidak mengenal libur tahun baru. 1
januari ini seperti hari-hari biasanya tidak ada yang beda, bedanya hanya umur
yang berkurang dan waktu yang terlewatkan sia-sia.
Walaupun pagi ini terasa sangat ngantuk akibat dentuman
petasan dan liukan terompet yang membuat mata susah terpejam, saya harus tetap
semangat mengayuh sepeda motor saya. Yah…inilah resiko karena belum maksimalnya
dakwah.
Sedih rasanya melihat hingar bingar malam pergantian tahun
di Indonesia. Dengan jumlah ummat islam yang mayoritas di negeri ini bisa
dipastikan perayaan pergantia tahun ini banyak dilakukan oleh penduduk ber
KTP-kan Islam.
Sedih..memang sedih tapi semua itu tidak lepas dari peranan
kita dalam mengelolah ummat Islam yang kurang paham terhadap agamanya sendiri. Kita
masih terlalu banyak beristirahat, terlalu banyak tidur, masih kurang gerak dan
masih sibuk up date status alay bin lebay di jejaring sosial.
Masih terlalu banyak kata afwan….musyawarah hari ini (afwan)…mabit
malam ini (afwan)..(afwan)..(afwan)… Lalu ketika ummat terjatuh dalam kerusakan
akidah barulah terlontar istighfar dari lisan kita. Kenapa tidak dari dulu istigfar
itu terlontar jika kita tidak ikut musyawarah ataupun tidak ikut dalam agenda
persiapan dakwah yang lain.
Yah..sudahlah …saat kita berbenah diri. Dakwah fardiyah
harus lebih gencar, daurahpun harus berjalan lancar, agenda dakwah harus
terlaksana dengan maksimal dan seabrek kegiatan dakwah yang lain harus tetap
terlaksana.
Yang pada akhirnya perayaan tahun baru hanya dilaksanakan
oleh pemilik tahun baru itu yakni ummat nasrani dan budaya barat. Sementara ummat
Islam menikmati malam itu dengan tidur yang lelap.
Wallahu a’lam (ST)
0 komentar:
Posting Komentar