Pertanyaan itu kerap menghantui kita tapi tenang zoners, Allah Subhanahu Wata’ala itu senantiasa menerima taubat hamba-Nya selama taubat itu sungguh-sungguh alias taubatan Nasuha.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Sesungguhnya pada setiap malam, Allah Subhanahu Wata’ala membentangkan tangan-Nya, agar orang yang berbuat kejelekan di malam hari bertaubat. Allah juga membentangkan tangan-Nya pada siang hari, agar orang yang berbuat kejelekan pada malam hari bertaubat, sampai matahari terbit dari arah barat.”(HR. Muslim).
Nah…setelah bertaubat, Zoners segera ambil langkah selanjutnya untuk membuktikan taubatmu. Ada dua amalan yang semestinya dilakukan setelah berhenti dari dosa, yaitu:
Pertama: Amalan hati, yakni dengan penyesalan dan tekad untuk tidak mengulangi dosanya, inilah buah dari rasa takut kepada Allah.
Kedua: Amalan anggota badan, yakni dengan mengerjakan segala bentuk kebaikan, di antaranya adalah shalat taubat.
Dalilnya :
Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Tiada seorang yang melakukan suatu dosa kemudian dia pergi berwudhu dan mengerjakan shalat (dua raka’at), kemudian memohon ampun kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya.”
Kemudian beliau membaca ayat :
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat meng¬am¬puni dosa selain Allah? Dan mereka tidak me¬neruskan perbuatan kejinya, sedang mereka me¬ngetahui.” (QS. Ali Imran : 135)
Telah disebutkan di dalam riwayat lain yang shahih tentang shalat dua raka’at yang menghapus dosa, ringkasannya adalah sebagai berikut:
1. Dengan berwudhu dan memperbagus wudhunya (karena kesalahan akan keluar dari anggota badan yang dibasuh bersamaan dengan air atau tetesanairterakhir). Termasuk memperbagus wudhu adalah mengucapkan “Bismillah” sebelumnya dan berdzikir sesudahnya, yakni :
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu”
Artinya:“Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya” (HR. Muslim)
2. Berdiri untuk mengerjakan shalat dua raka’at.
3. Tidak lalai dalam shalat.
5. Tidak berangan-angan tatkala shalat.
6. Memperbagus bacaan dan khusyu’.
7. Membaca istighfar setelah shalat.
Adapun sebagai buahnya adalah :
1. Akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.
2. Wajib baginya masuk surga.
Kemudian memperbanyak kebaikan dan ketaatan. Tidakkah Anda tahu bahwa Umar Radhiyallahu ‘anhu tatkala merasa bersalah saat berdialog dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dalam perang Hudaibiyah, ia berkata, “Sungguh aku akan beramal karena perbuatanku itu,” yakni akan beramal shalih untuk menghapus dosanya.
Perhatikanlah contoh yang disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang melakukan keburukan-keburukan kemudian mengamalkan kebaikan-kebaikan seperti perumpamaan seseorang yang memakai dar’un (baju besi yang dikenakan oleh prajurit) yang sempit sehingga mencekiknya, kemudian dia mengerjakan kebaikan, maka terlepaslah satu rantai (pengikatnya), kemudian dia mengerjakan kebaikan lagi dan terlepas lagi rantai yang lain hingga baju besi tersebut jatuh ke bumi.”
Maka perbuatan baik dapat melepaskan orang yang berdosa dari belenggu maksiat dan mengeluarkan dirinya menuju alam ketaatan dengan bebas.
Berikut ini kami berikan bagi Anda ringkasan dari sebuah kisah yang penuh ibrah (tauladan):
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku bertemu dengan seorang wanita di kebun, lalu aku lakukan ter¬hadapnya apa saja selain bersetubuh. Aku telah mencium dan memeluknya, dan aku tidak berbuat melebihi hal itu, maka hukumlah aku sekehendak¬mu.’ Rasulullah tidak mengatakan sepatah katapun hingga orang tadi pergi. Berkatalah Umar, ‘Sungguh Allah telah menutup aibnya seandainya dia mau menutup aibnya.’ Maka pan¬dangan Rasulullah mengikutinya kemudian ber¬sabda, ‘Hadapkanlah orang tadi kepadaku.’ Maka orang tadi dihadapkan kepada Rasulullah, lalu beliau membacakan kepadanya (sebuah ayat):
“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari pada malam. Sesungguhnya perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud : 114).
Maka Mu’adz (dalam riwayat lain Umar) berkata, “Wahai Rasulullah apakah itu berlaku bagi dia seorang atau bagi manusia seluruhnya?” Beliau bersabda, “Bahkan bagi manusia seluruhnya.”
Oleh karena itu, marilah kita bersegera untuk bertaubat nasuha. Dan meyakini bahwa Allah menerima taubat hambaNya dan mengampuni kesalahan-kesalahan kita. Setelah itu hendaknya kita senantiasa meng¬harap rahmat Allah dan yakin bahwa Dia akan memberikan taufik kepada kita untuk beramal, dan menolong kita agar selamat dalam menempuh perjalanan menuju Rabb kita, serta menolong kita dalam me¬ninggalkan maksiat dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
Semoga Allah melimpahkan segala kebaikan kepada kita semua, dan memberikan balasan pahala atas amal kebaikan yang telah kita lakukan. Shalawat dan salam semoga terlimpah atas Nabi Muhammad, keluarga¬ dan para Sahabat beliau.
Sumber : www.an-naba.com
0 komentar:
Posting Komentar