Ikhwah B : Wa’alikum salam…mau kemana akhi…
Ikhwah A : Mau pergi ta’lim…antum ndak ikut?
Ikhwah B : Ndakji akh…karena saya cuman ikut ta’lim senin dan malam ahad
Ikhwah A : Kita itu…harus sering-sering menghadiri majelis ilmu..masa’ Cuma duaji saja…
Ikhwah B : (sambil ngangguk-ngangguk)
Ikhwah A : Ayo pale’…assalamu ‘alaikum
Ikhwah B : Iya..wa’alikum salam.
Fulan A : Assalamu ‘alaikum
Fulan B : Wa’alikum salam…mau kemana hujan-hujan begini?
Fulan A : ada rapat di Forumku
Fulan B : Masya Allah (tapi tanpa sesuatu) hati-hatiki’ pale’…
Fulan A : Iya…syukran
Kalau kita melihat percakapan diatas maka akan terlintas dibenak kita akan semangat yang luar biasa dalam menuntut ilmu, dan memang harus begitu karena menuntut ilmu memiliki segudang keutamaan begitu juga sang penuntutnya. “Ilmu itu didatangi bukan mendatangi” kata Imam Malik Rahimahullah
Dalam percakapan lainnya, menggambarkan sebuah semangat yang besar dari seorang aktivis dakwah walaupun hujan tapi tidak menyurutkan langkahnya untuk menghadiri musyawarah yang merupakan salah satu jalan yang diperintahkan oleh Allah dalam mengambil suatu keputusan.
“dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah” (Qs. Ali Imran : 159)
Saudaraku…seorang muslim memang seharusnya memiliki semangat yang besar dalam mempelajari syariat ini, apatah lagi kita berada ditengah-tengah masyarakat yang sangat tidak peduli dalam mempelajari agamanya.
Saudaraku…semangat memperjuangkan Islam memang seharusnya berkobar didalam dada-dada kita, ditengah terpuruknya negeri kaum muslimin, kaum muslimin ditindas dimana-mana, kaum muslimin dilecehakan. Kalau kita diam saja lalu siapa yang akan membela mereka…?
Semangat dalam menuntut ilmu, semangat dalam memperjuangkan Islam tidak boleh hilang dari seorang pemuda Islam. Tapi perlu diingat semangat itu harus dilandasi dengan pemahaman yang benar terhadap agama ini, bukan sekedar semangat apatahlagi terlalu semangat.
Mengambil peran dalam memperjuangkan agama ini, memang harus kita miliki, tapi ingat…BERDAKWAH ADA TAHAPANNYA, sama halnya dalam menuntut ilmu…. MENUNTUT ILMU JUGA ADA TAHAPANNYA.
Jangan hanya bermodalkan semangat, karena dikhawatirkan kita akan KO ditengah jalan sebelum kita sampai pada puncak “tujuan awal kita”
Tetaplah dalam menuntut ilmu tapi sesuai porsi kemampuan kita
Tetaplah dalam berdakwah tapi sesuaikan kesanggupan kita
Manfaatkan kemampuan dan potensi yang kita miliki sekarang ini dengan sebaik-baiknya bukan “sebanyak-banyaknya”…mulailah dari anak tangga pertama, kemudian lewati anak tangga kedua jangan lompat pada anak tangga kelima, nanti kita akan tersungkur kembali kebawah dan tak mampu berbuat apa-apa lagi.
Mengambil peran dalam beberapa Lembaga Dakwah “memang harus” Lembaga Dakwah Kampus, Lembaga Luar Kampus, Forum Daerah, bahkan Lembaga Dakwah Regional sampai Lembaga Dakwah Nasinal maupun Ormas Islam. Tapi ingat akhi…”BELUM SAATNYA” suatu saat nanti dengan merintis dari bawah, dengan belajar dari bawah -Insya Allah- kita akan tetap mengambil peran dalam dakwah dan perjuangan ini.
Belajar secara bertahap, berdakwah secara betahap manfaat LDK ataupun ROHIS yang kita miliki untuk belajar memakanai sebuah perjuangan, jangan terlalu terlena dengan Lembaga Dakwah yang lain ataupun Forum Dakwah yang lain. Sekali lagi kita akan telibat didalamnya tapi bukan sekarang, insya Allah suatu saat nanti.
Bertahaplah melakukan amalan yang konsisten, bukankah Allah mencintai amalan yang istiqomah walaupun sedikit?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”(HR. Muslim)
Bukankah kita sekarang ini dalam tahap pembelajaran (ST)
Cat : dialog diatas hanya ilustrasi saja
0 komentar:
Posting Komentar