Persiapan Menjemput Kematian

Rentetan kematian senantiasa terdengar ditelinga kita, bahkan hampir setiap hari kita mendengarkan berita yang pasti akan mendatangi kita. Kita tidak mengetahui kapan tamu ini akan datang menjumpai kita, sehingga mulai dari sekarang butuh persiapan untuk menyambutnya.
Kematian pasti datang menghampiri kita, namun kita tidak akan pernah tahu kapan dan dimana kita akan didatangi oleh KEMATIAN. Oleh karena itu kita harus selalu berusaha untuk dalam keadaan baik saat bertemu dengan kematian. Kalau bisa kita menginginkan, kita pasti menginginkan saat kita mati nanti kita sedang beribadah kepada Allah, sedang mengingat Allah dan tentunya mati dalam keadaan Islam dan beriman kepada Allah Subhanahu Wata'ala
Persiapan itu meliputi beberapa hal
1.    Banyak – banyak bersedekah

Shadaqah jariyah adalah suatu ketaatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengharapkan ridha Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, agar orang-orang umum bisa memanfaatkan harta yang disedakahkannya tersebut sehingga pahalanya mengalir baginya sepanjang barang tersebut masih ada.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim).
Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang membangun masjid untuk mencari wajah Allah, niscaya Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).    

2.    Ilmu yang Bermanfaat

Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang  yang mengamalkannya sedikitpun.” (HR. Ibnu Majah).
Sama saja apakah dia mengajarkan ilmu tersebut kepada seseorang atau berupa buku yang orang-orang mempelajarinya setelah kematiannya.
Dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—dia berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Orang yang mengajarkan kebaikan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu, sampai ikan-ikan yang ada di dalam lautan.” (HR. Al Bazzar).
Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk (kebajikan), maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR. Muslim).

3.    Anak shaleh yang mendo’akan orang tuanya

Anak termasuk usaha orang tua, sehingga amalan-amalan shaleh yang diamalkan si anak, juga akan menjadikan orang tua mendapatkan pahala amalan tersebut, tanpa mengurangi pahala anak tersebut sedikit pun.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan adalah yang (kamu dapatkan) dari usaha kamu, dan sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk usaha kamu.” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).

4.    Apabila manusia, hewan atau burung memakan tanaman milik orang yang telah meninggal

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya (orang yang menanam). Dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Dan apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Dan apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Dan tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman tersebut kecuali merupakan sedekahnya.” (HR. Muslim).
Imam Nawawi—rahimahullah—berkata mengomentari hadits di atas, “Hadits ini menunjukkan keutamaan menanam dan mengelola tanah, dan bahwa pahala orang yang menanam tanaman itu mengalir terus selagi yang ditanam atau yang berasal darinya itu masih ada sampai hari kiamat.”
Hal ini berbeda dengan sedekah jari-yah, karena tanaman itu tidak dimaksudkan (diniatkan) sebagai sedekah jariyah, akan tetapi hasil yang dimakan dari tanaman ter-sebut menjadi sedekah jariyah tanpa ke-inginan dari pemiliknya atau ahli warisnya.

5. Bersiaga di jalan Allah

Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Bersiaga di jalan Allah (menjaga jika musuh menyerang) sehari semalam lebih baik dari pada puasa dan mendirikan shalat satu bulan, dan apabila (orang yang bersiaga tersebut) meninggal dunia maka amalan yang sedang dia kerjakan tersebut (pahalanya terus) mengalir kepadanya, rezekinya terus disampaikan kepadanya dan dia terjaga dari ujian (kubur).” (HR. Muslim).

6    Menggali kubur untuk mengubur seorang Muslim
Dari Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang memandikan jenazah dan ia menyembunyikan cacat jenazah tersebut, niscaya dosanya diampuni sebanyak 40 dosa. Dan barangsiapa yang mengafani jenazah, niscaya Allah akan memakaikan kepadanya kain sutera yang halus dan tebal dari surga. Dan barang siapa yang menggali kuburan untuk jenazah dan dia memasukkannya ke dalam kuburan tersebut, maka dia akan diberi pahala seperti pahala membuatkan rumah, yang jenazah itu dia tempatkan (di dalamnya) sampai hari kiamat.” (HR. Al Baihaqi dan Al Hakim. Al Hakim berkata, “Hadits ini sesuai syarat Imam Muslim”, dan Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya).

Sumber : wahdah.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA 554