Sebentar lagi kota Makassar akan mengadakan pesta demokrasi -katanya- pesta untuk memilih orang yang akan menahkodai Kota Anging Mammiri selama lima tahun kedepan. Jadilah baliho-baliho di Makassar semakain ramai dengan 10 kontestan pencarian orang nomor wahid di Makassar.
Pemimpin dalam sebuah kelompok memang sangat dibutuhkan, ibarat sebuah kereta api butuh gerbong pertama untuk menentukan arah dan laju gerbong setelahnya dalam gerbong tersebut dibutuhkan masinis yang ahli dan piawai dalam memainkan perannya sebagai pengendali kereta api.
Tepat pukul 19.57 WITA handphone saya bordering pertanda adanya sms yang masuk, isi sms tersebut berupa instruksi untuk saya dan seorang teman untuk segera meluncur kesuatu tempat, saya begitu antusias karena sms tersebut mengatasnamakan salah seorang pimpinan dimana saya terlibat didalamnya.
Oh…ternyata saya dibohongi, dibohongi oleh salah seorang tim sukses dari salah seorang calon walikota Makassar.
Sesaat setelah saya sampai di tempat yang disebutkan, saya kaget luar biasa ternyata saya disuguhkan sajian yang berbau "politik". Buat saya memilih pemimpin yang akan meminimalisir kejahatan adalah sebuah keharusan dan sayapun akan mengajak orang-orang untuk memilih pemimpin yang seperti itu. Tapi bukan seperti ini caranya.
Yah..Kita merindukan pemimpin yang bisa mendukung kebaikan dan meminimalisir keburukan. Peluh hati ini melihat banyaknya sarana maksiat di Kota tercinta ini, rumah bernyanyi, club-club malam dan lain-lain tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Belum lagi begitu mudahnya musuh-musuh Islam membuat makar di Kota ini, begitu bebasnya membuat kegiatan-kegiatan perusak aqidah, begitu mudahnya mengadakan kegiatan-kegiatan perusak akhlak, meluasnya metode kristenisasi dan lain-lain.
Kita buth pemimpin yang adil, benar-benar adil, pemimpin yang melindungi kehormatan kaum muslim dan menjaga hak-hak non muslim. Dan kepemimpinan itu akan diperoleh dari seorang pemimpin yang paham dengan Islam secara kaffah. Dukungan penuh kepada calon Walikota dengan kriteria ini.
Tetaplah dalam permainan yang cantik bukan mengumbar kecantikan.
Jangan suka berbohong. (ST)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar