Berawal dari sebuah Masjid tua yang tiang depannya udah keropos plus tempat wudhu yang kecil, kalau mau masuk kamar kecil harus ngantri berkepanjangan (soalnya kamar favorit itu adanya cuman satu).
Kalau melihat kedepan Masjid maka kita bakalan menyaksikan sebuang warung kecil yang hanya terbuat dari meja lengkap dengan bakwan dan jalangkote’ tempat transit sebelum masuk kedalam masjid, satu lagi ada sebuah tripleks yang bertulisakn “khusus laki-laki”.
Sekarang saya akan membawa anda pada sebuah kamar kecil disebelah kiri masjid yang hanya berukuran 4 x 1,5 m dengan penghuni puluhan orang tiap harinya. Disinilah kami sering rapat, bercanda ria, tidur, makan dan tempat K’ Adam alias Andi Rahmat sering memuji seseorang “gagahnya di’…”. Tempat ini juga pernah dikerumuni semut yang sangat banyak, kemudian tiba-tiba saya masuk dan bertanya “knapa tidak disapu kak?” katanya “biarkan mereka mencari rezkinya”. Nah….tempat inilah sang ilmuan PALSU dan NDAK MENARIK itu pernah tinggal.
Tahun demi tahun membawa perubahan yang sangat berarti, kamar yang sempit itu disandingkan dengan sebuah sekretariat yang indah nan elegan, Masjid yang sangat indah dan Tempat Wudhu yang sangat nyaman membuat kami tambah betah berlama-lama didalamnya. Diberanda masjid inilah kita sering nge-teh dan mucullah 2 istilah itu plus masih banyk istilah yang lainnya.
Kata PALSU dan NDAK MENARIK sekilas merupakan kata yang kurang enak atau kurang pas didengar, tapi ternyata dua kata ini merupakan salah satu pengikat ukhuwah diantara kami. Walaupun pertengkaran sering terjadi, ketidak cocokan, perbedaan pendapat dan segala macam dinamika hidup menyertai kita tapi semua merupakan bentuk pendewasan buat kita dan menjadikan ukhuwah diantara kita lebih erat.
Allah Ta’ala berfirman
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).” (Q.S. Al-Hasyr: 9)
Ukhuwah yang didalamnya tidak memandang dari segi harta, kedudukan , paras dan selainnya tapi semua didasari atas Ukhuwah Islamiyah yang tidak akan bisa tergantikan dengan Dunia dan perbendaharaan didalamnya.
Ukhuwah ketika saya sedih mereka ada, ketika saya jatuh mereka membangunkan, ketika saya salah mereka mengingatkan. Sungguh anugrah yang sangat indah, Alhamdulillah atas nikmat ukhuwah ini. Semua terjadi tentunya atas kehendak Allah Ta’ala.
Sungguh ukhuwah itu ada karena adanya perbedaan, maka bersyukurlah dan jangan jauh dari mereka. Senang bersama, sedih bersama, bangkit bersama dan terkadang lapar bersama.
Rasulullahu shallallahu ‘slaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang mukmin bagi mukmin (lainnya) bagaikan bangunan yang satu sama lain saling menguatkan.” (HR. Bukhari Muslim).
Berjuanglah karena Perjuangan ini masih panjang, jangan biarkan perbedaan yang ada menjadi penghalang kita meraih cita-cita yang mulia.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu kerana nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran : 103)
“Isy Kariman aw Mut Syahidan (Hidup Mulia Atau Mati Syahid)”
(ST)
0 komentar:
Posting Komentar