Sesungguhnya manusia berdasarkan fitrahnya, diciptakan senang memberikan manfaat kepada orang yang telah meninggal, dengan persangkaan dan anggapan bahwa amalan yang mereka kerjakan itu bisa memberikan manfaat kepada si mayat ketika di dalam kuburan dan setelah ia dibangkitkan darinya.
Di antara amalan yang paling banyak dilakukan oleh umat Islam dewasa ini adalah tahlilan, yaitu dengan memperingati hari-hari tertentu dari kematian seseorang dengan anggapan bahwa itu dapat membantu perjalanan roh orang yang meninggal menuju akhirat. Apakah benar tahlilan bisa memberi manfaat kepada orang yang telah meninggal?? Atau ada amalan tertentu yang bisa memberikan manfaat untuk si mayit??
1. Do’a untuk mayat
Orang yang telah meninggal akan mendapatkan manfaat dari do’a orang lain pada beberapa tempat/waktu yaitu:
a. Do’a ketika akan meninggal atau setelah meninggal
Dari Ummu Salamah, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, Jika kalian mengunjungi orang yang sakit atau orang yang telah meninggal maka ucapkanlah kebaikan, sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa-apa yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim).
b. Do’a untuk mayat dalam shalat jenazah
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Jika kalian menyalatkan jenazah, maka murnikanlah do’a untuknya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Dari Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyalatkan satu jenazah, lalu saya hafalkan do’anya. Beliau berdo’a,
“Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, jauhkanlah dia (dari musibah), maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah dia dengan air, dengan es dan embun, bersihkanlah ia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian yang putih dibersihkan dari kotoran. Berilah ia ganti kampung yang lebih baik dari kampungnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia), istri yang lebih baik dari istrinya (di dunia). Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab neraka.” Lalu Auf bin Malik berkata, “Sampai-sampai aku membayangkan sekiranya akulah mayat itu.” (HR. Muslim).
c. Memohonkan ampun untuk mayat
Dari ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam apabila selesai menguburkan mayat, beliau berdiri lalu bersabda, “Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintalah keteguhan, sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah sungguh akan mengangkat derajat seorang hamba yang shaleh di surga. Hamba tadi berkata, “Ya Rabb, bagaimana bisa saya mendapatkan derajat ini?” Allah menjawab, “Karena istighfar anakmu untukmu.” (HR, Imam Ahmad dengan sanad yang shahih).
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyebut anak, karena anak yang biasanya beristighfar untuk orang tuanya. Penyebutan anak di sini sebagai keumuman, bukan sebagai pembatasan manfaat hanya dari anak. Maka seorang Muslim mana saja meminta ampun untuk saudaranya Muslim yang lain, niscaya hal itu bermanfaat baginya.
d. Do’a untuk yang telah meninggal ketika kuburannya diziarahi
Dari Buraidah, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengajari para sahabat jika ziarah kubur, agar hendaklah mereka mengatakan:
“Semoga keselamatan bagi kalian wahai penghuni kubur dari golongan mu’min dan muslim. Kami insya Allah pasti akan menyusul kalian. Kalian bagi kami adalah pendahulu dan kami bagi kalian adalah pengikut. Aku memohonkan bagi diri kami dan kalian keselamatan.” (HR. Muslim).
e. Do’a untuk orang-orang yang telah meninggal secara keseluruhan
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman, artinya: “Dan orang-orang yang datang setelah mereka (para sahabat), mereka mengatakan, “Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam keimanan.” (QS. Al-Hasyr. 10).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Do’a seorang Muslim untuk saudaranya (sesama Muslim) yang tidak ada di hadapannya merupakan (do’a) mustajabah (dikabulkan). Di dekat kepala orang yang berdo’a tersebut ada malaikat yang ditugaskan, setiap dia berdo’a kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut berkata, “Amin dan semoga kamu mendapatkan hal yang sama.” (HR. Muslim).
Do’a tersebut berlaku bagi orang yang masih hidup dan juga bagi yang telah meninggal dunia.
2. Banyaknya Orang yang Menyalatkan Jenazah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak ada satu jenazah pun yang dishalatkan oleh sekelompok Muslim yang mencapai seratus—semuanya meminta buat si mayat—kecuali permintaan mereka buat si mayat itu diterima.” (HR. Muslim).
Boleh jadi sang mayit juga diampuni dosanya jika dishalatkan oleh kurang dari seratus orang asalkan orang-orang yang menyalatkan itu termasuk orang-orang yang bertauhid.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak ada seorang Muslim pun yang wafat, lalu jenazahnya dishalatkan oleh 40 orang yang tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, kecuali Allah menereima permintaan mereka buat mayat itu.“
3. Pujian Kebaikan Buat Orang yang Telah Meninggal
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang kalian puji dengan kebaikan maka pasti baginya surga, dan barang siapa yang kalian sebut-sebut kejelekannya maka pasti baginya neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wallahu A’lam
Sumber : www.wahdah.or.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar