By Ismail
Zoners...berikut ini kami akan menyajikan sebuah kisah pencarian cinta yang sangat menarik untuk kita ambil hikmah didalamnya. Cerita ini menggambarkan sosok pencari cinta, yang tidak puas dengan cinta yang didapatkannya. Penasaran?? Baca sendiri yah...
Sepenggal kisah yang pernah hadir dalam prolog kehidupan ini. Karena ku tahu bahwa, tak selamanya apa yang kita miliki di dunia ini bakal ada terus. Mengenai “CINTA”
yang pernah ada itu pun sudah menjadi lumrah. Bukan karena saya adalah professional dalam hal ini. Tapi yang ku ketahui adalah semenjak aku kehilangan arti makna hidup, ku terus berjuang untuk survive menjalani hidup ini. Saat itu umurku masih sebelas tahun. Aku mengenal kata Cinta hanya sebatas pertemanan. Lama kelamaan itu hilang. Tapi itu semua hanya semu. Menginjak masa SMA ku. Aku telah menemukan “jantung hati”. Kata orang – orang filsof sih itu “CINTA”. Tapi buatku bukanlah hal “itu”. Yang ku pahami ini hanya sekedar bualan masa mudaku. Tapi sama sih…… lama kelamaan, itu menjadi Sakau buatku. Tak melihatnya sedikitpun aku menjadi gila. Tak berbicara sedikit pun aku merasa hampa. Walaupun aku tahu bahwa hal itu adalah sebuah kesalahan.
3 tahun ku jalani sia – sia masa SMA ku. Terus berharap untuk bisa bersamanya. Tapi ketika aku terjauh darinya, hal itu membuatku merasa gila. Gila segila – gilanya. Tahu kan, kalo masa muda adalah masa yang sangat rapuh atau kata orang yang mengaku telah mengenal dunia ini dengan CINTA kasih adalah masa transisi. “jalanilah walaupun harus berduri”, aneh kan terdengar. Bahkan sangat GARING. “set dah!!! Itu pan hanya bualan mereka” kata teman se tarbyahku. Oh ia, masa SMA ku pun ku lewati dengan berbagai macam pencarian jati diri (yang dimana telah ku ketahui di tempat ku menuntut ilmu bahwa jati diri kita adalah ISLAM sejak dari lahir sampe mati). Tapi pada saat itu, pikiranku belum sempat tertumpu pada hal itu. Tarbiyah hanya sebatas kewajibanku sebagai ketua ROHIS (keRohanian Islam. Organisasi ISLAM ku saat di SMA. Dan karena saya juga merangkap sebagai sekertaris MPK (Majelis Perwakilan Kelas), yang sebenarnya semua itu sering Vakum karena kePengurusan yang tidak becus dari ketua kami. Tapi sering ku sadari bahwa hal ini hanya buang – buang tenaga dan waktu ku. Jadi masa SMA ku hanya ku lewati dengan ke Garingan, seGaring krupung kentang dan Ayam Crispy.
Menginjak kan kaki di bangku perkuliahan tepatnya disalah satu instansi perkuliahan yang bukan SWASTA pastinya, aku menemukan sebuah Organisasi. Yang sebenarnya hanya sebagai pelarianku dari para cecunguk – cecunguk yang mengaku diri mereka sebagai salah satu bagian dari instansi ini. Bukankah hal itu sangat menggelikan. Pertama – tama mereka masuk dengan sangat garang. Menampilkan wajah tak bersalah karena menindas kami para junior mereka (padahal kalo di pikir –pikir usia saya, tua an saya ketimbang). Kan sangat menggelikan, menari – nari sambil menggambarkan kegarangan mereka. Sungguh sangat bocah – bocah. Melihat wajah teman – teman yang sangat teraniyaya membuat saya semakin membenci mereka dan berusaha untuk tidak masuk dan ikut serta dalam ke Organisasian mereka. Yang mereka sebut – sebut sebagai “Rumah mereka”.
Saya semakin merasakan hal yang berbeda dari sebelumnya di dalam organisasi yang sangat di ridhoi oleh Allah ini. Dan ini lah saya bisa merasakan CINTA yang sesungguhnya. Walaupun sebenarnya saya masih dalam pembelajaran yang masih panjang. Karena semua ini tidak berakhir disini. Dan ini pertama kalinya saya merasakan sebuah penyesalan yang luar biasa. Karena saya tidak menyadari bahwa kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi merupakan hal yang sangat tersakiti. Yah, Ayahnda telah tiada 10 tahun yang lalu. Dan selama itu…. Saya baru menyadarinya. Bukankah hal itu sangat tidak beradap. Sebagai anak yang telah kehilangan satu penyangga kehidupan, saya musti bisa sadar sesadar – sadarnya. Tapi saya yakin, dengan tarbiyah dan ukhuwah ini saya bisa membuat Ayahnda bisa merasakan kerja keras ku untuk bisa membuat Ayahnda tenang dalam naungan Allah Subhanahu Wata’ala.
Sebagai epilog dari cuap – cuap yang sangat panjang ini, saya hanya bisa mendifinisikan kata CINTA sebagai sebuah perasaan, tingkah laku dan perkataan yang didasarkan atas rasa senang tanpa ada paksaan. Karena sifat ini adalah alamiyah. Insan kalam pastinya memiliki rasa ini. Tapi dengan sebuah kata bahwa CINTA itu (kita sebagai pemuda) harus di salurkan kepada sang pencipta dunia ini dengan segala keindahan di dalamnya. Ya… Allah Subhanahu Wata’ala Lah yang pastinya mendapatkan CINTA ini.
Dengan segala keterbatasan pemikiran dan tulisan ini, harap maklum. Syukran jazakumullah.
Zoners...kami berharap mudah-mudahan kalian bisa memetik hikmah didalamnya. Begitupun buat penulis mudah-mudahan pencarian Cintanya berujung kepada Allah dan tetap berada diatas cinta Allah.
Dengarkanlah pujian Allah terhadap mereka yang menCintai Allah dan RasulNya atas segalanya dalam Surat Al-Hasyr:
“(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar(ash-shodiquun). Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 8-9)
Zoners...tulisan kalian tetap kami nanti di sudir686@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar