GALAU Tingkat Tinggi
Hampir setiap paginya saya dibangunkan oleh suara alarm HP yang memang telah distel sebelumnya. Saya bangun dan bergegas untuk persiapan sholat subuh, tapi ada yang aneh..kamar samping kiri kanan saya sama sekali belum terlihat aktivitas menyambut subuh yang indah nan sejuk itu.
Sayapun melangakahkan kaki keluar rumah menuju rumah Allah dengan melintasi lorong demi lorong tapi lagi-lagi saya tidak melihat aktivitas menyambut panggilan Allah kecuali sedikit saja (itupun hanya orang tua). Didalam hati berguman, seandainya setiap subuh hari anak muda tetangga saya itu bersemangat membangunkan orang-orang untuk sholat subuh seperti semangat mereka membangunkan masyarakat untuk makan sahur dibulan ramadhan yang baru saja lewat.
Sayapun teringat dengan Khutbah Idul Adha ditempat saya sholat ied, khatib pada kesempatan itu menyebutkan kondisi pelajar di salah satu propinsi yang terletak di Pulau Kalimantan. Sang khatib meyebutkan hasil penelitian ….. pelajar SMP/SMA dari 300 orang responden % telah melakukan perzinahan (wal’iyadzubillah) ditengah terpaan tuduhan salah satu stasiun TV yang menyebutkan ROHIS adalah sarang pengkaderan teroris muda (yang belakangan stasiun TV itu telah mengklarifikasi atas tuduhannya).
Bagaimana dengan kondisi mahasiswa yang nota bene mereka adalah kaum intelektual muda dengan aksi tawuran antar mereka sendiri sampai memakan korban?. Seolah olah mengalahkan serial drama terfavorite Cinta Palsu yang mereka lakoni tiap tahunnya, walaupun tanpa sutradara dan produser mereka telah menghadirkan tontonan yang menarik bagi masyarakat dengan peran antagonisnya.
Pada kondisi yang seperti ini, Alhamdulillah sedikit terdapat angin segar dengan giatnya para pemuda di sekolah-sekolah dan kampus-kampus memperbaiki dirinya dengan pengajaran moral dan akhlak yang bersumber dari Al Qur’an dan sunnah disetiap ROHIS dan LDK yang mereka punya.
Sedikit mengurangi rasa GALAU-ku
Akan tetapi keGALAUan kembali memuncak tatkala melihat para aktivis dakwah mulai surut semangatnya ditengah kondisi ummat Islam yang begitu carut marut akibat ulah orang-orang yang benci dengan Islam dari kalangan ahli kitab dan orang-orang munafik serta aliran sesat yang mendapat dukungan dari orang-orang yang sok intelek.
Lagi-lagi rasa GALAU itu muncul ketika melihat para “aktivis dakwah, menurut mereka” sibuk melakukan aksi demo dan sibuk dengan aksinya menggalang pendukung untuk memenangkan sebuah “partai dakwah, katanya”
Sementara itu banyak juga yang mengaku aktivis dakwah yang haq, tapi sayang mereka terlalu sibuk dengan dirinya dan melupakan salah satu kewajibannya yakni “menyebarkan dakwah yang haq ini”. Memang benar, memperbaiki diri sendiri itu yang utama dan pertama. Tapi…apakah kita tidak menginginkan memperbaiki diri kita bersama dengan mereka juga??
Tak lepas dari rasa GALAU itu, juga melintas dan bertengger ketika melihat diri ini penuh dengan lembaran-lembaran maksiat, sangat lemah dalam mendakwahkan din ini, terlalu sibuk dengan dunia dan semangt jihad dengan jiwa dan hartapun sangatlah lemah. Diri ini hanya memohon kepada Allah untuk mengampunkan segala maksiat dan kelalaian yang telah diri ini lakukan.
Cat : penggalan rasa risau ini bukan berarti mengeneralisir, karena sungguh begitu banyak orang-orang diluar sana yang begitu bersemangat dalam menuntut ilmu dan berdakwah. Wallahu a’lam. (ST)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar