Mencari Hafidzah

Zona554. Ini bukan judul lagu apatahlagi judul sinetron, ini adalah sebuah pencarian yang entah kapan akan berujung –insya Allah-.

Waktu terus berjalan sementara amalan tidak bertambah, akhirnya akan kembali memulai pendakian yang sempat terhenti di pos 3. Inspirasi yang sempat hilang akhirnya kembali setelah sekian lama terkubur dalam kesibukan yang saya sendiri tidak tahu sibuk apaan.


Teringat ketika saya menemukan sebuah Al qur’an yang tidak lagi memiliki cover dalam sebuah kardus tua, saya hanya terperangah melihat lembaran demi lembaran yang sudah mulai hilang akibat usianya yang sudah senja. Sebuah kitab yang senantisa saya bawa ketika menuju rumah ibu guru mengaji saya waktu itu.

Pada waktu itu, sedikitpun saya tidak tahu apa motivasi saya membaca kitab yang mulia itu kecuali harus rajin membacanya karena kata ibu “setelah tamat mengaji saya akan dipotongkan ayam”. Walhasil hari demi hari saya mengaji dengan sebuah motivasi tadi. –dasar anak-anak.

Namanya niat pasti kita akan mendapatkan apa yang diniatkan, akhirnya saya penamatan Al Qur’an yang disaksikan oleh Pak Imam waktu itu dan mendapatkan satu ekor ayam lengkap dengan songkolo’nya.

Berlalulah masa itu, akhirnya saya naik tingkat pada level “belajar ngaji untuk persiapan lomba MTQ kalau ada undangan”. Walaupun sebenarnya saya tidak suka tapi ibu selalu memaksakanku, bahkan beliau rela merogoh kocekya agar saya bisa rutin ikut latihan. Perjuangan ibu tidak sia-sia I am the winner, saya berhasil meyapu bersih semua medali emas untuk semua cabang yang dipertandingkan waktu itu. Anak siapa itu? Anaknya Ibu “….”.

Sudahlah tinggalkan semua itu, sekarang tiba masanya pada fase the real Al Qur’an. Dibaca bukan untuk sebuah ketenaran dan bukan untuk sebuah piala tapi untuk sebuah obat. Obat buat hati yang keras membatu, obat buat kesedihan, obat buat jiwa yang lalai dan seabrek obat yang terkandung didalamnya.

Allah berfirman “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an itu obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Akan tetapi ia tidaklah menambah bagi orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-Israa’: 82)

Mendaptakan hadiah adalah kesenangan tapi itu hanya sementara, tapi dengan membaca Al qur’an akan mendapatkan ketenangan dari Allah ta’ala. Jadi yang lagi galau, sedih, resah dan gelisah solusi ideal adalah membaca Al qur’an karena didalamnya ada ketenangan.

Allah ta’ala berfirman  “Orang-orang yang beriman dan hati mereka bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati akan merasa tentram.” (QS. ar-Ra’d: 28).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam salah satu rumah Allah, mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan pasti akan turun kepada mereka ketenangan, kasih sayang akan meliputi mereka, para malaikat pun akan mengelilingi mereka, dan Allah pun akan menyebut nama-nama mereka diantara para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

Lantas bagaimana dengan hafidzah atau hafidz (penghafal Al Qur’an)?
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda “Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya.” (HR. Muslim)

Dan begitu banyak hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan para penghafal Al Qur’an.
Semoga kita bisa menjadi seorang hafidz dan semoga bisa mendapatkan hafidzah serta melahirkan generasi Al Qur’an. Amiin. (ST)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ZONA 554